Gempa Bulan: Ancaman Tersembunyi bagi Koloni Masa Depan di Satelit Bumi

Kuro News
0

Gempa bulan (moonquakes) bisa mencapai magnitudo 5,0, mengancam koloni masa depan. Analisis data Apollo ungkap risiko di lokasi pendaratan utama.

Thumbnail

Gempa Bulan: Ancaman Tersembunyi bagi Koloni Masa Depan di Satelit Bumi

illustration

📷 Image source: cdn.mos.cms.futurecdn.net

Guncangan di Permukaan yang Sunyi

Data Baru Ungkap Aktivitas Seismik Bulan Lebih Berbahaya dari Perkiraan

Permukaan bulan yang tampak tenang menyimpan rahasia berbahaya. Analisis terbaru dari data seismik era Apollo mengungkap bahwa gempa bulan (moonquakes) bisa mencapai magnitudo 5,0—cukup kuat untuk meretakkan struktur bangunan.

Dr. Nicholas Schmerr dari University of Maryland, salah satu peneliti utama studi ini, menjelaskan dengan gamblang: "Bayangkan berdiri di dekat dinding retak saat seluruh struktur bergetar. Di Bumi, Anda punya fondasi yang stabil. Di bulan, Anda berjuang melawan regolith (debu bulan) yang seperti bubuk dan getaran yang bertahan hingga berjam-jam."

Warisan Data Apollo yang Mengejutkan

Bagaimana Eksperimen 50 Tahun Lalu Menjadi Peringatan untuk Masa Depan

Antara 1969-1977, instrumen Apollo Passive Seismic Experiment merekam lebih dari 13.000 peristiwa seismik bulan. Tim peneliti gabungan dari NASA, USGS, dan universitas ternama baru-baru ini menganalisis ulang data tersebut dengan teknologi modern.

Yang mengejutkan, gempa bulan ternyata berasal dari dua sumber: tumbukan meteor dan aktivitas tektonik dalam. "Ini seperti mengetahui rumah Anda dibangun di atas dua garis patahan berbeda," kata Dr. Renee Weber dari NASA Marshall Space Flight Center.

Gempa tektonik bulan khususnya berbahaya karena bisa berlangsung hingga 10 jam—jauh lebih lama daripada gempa bumi rata-rata.

Kawah Shackleton dan Mimpi Koloni Lunar

Lokasi Idaman yang Justru Berada di Zona Rawan

Kawasan kutub selatan bulan, terutama Kawah Shackleton, menjadi incaran utama berbagai misi Artemis NASA dan program lunar internasional lain karena deposit es-nya. Ironisnya, analisis baru menunjukkan daerah ini termasuk yang paling aktif secara seismik.

"Kami menemukan 22 dari 28 gempa terkuat terjadi dalam radius 30 kilometer dari zona pendaratan yang diusulkan," ungkap Schmerr. Temuan ini memaksa para insinyur untuk memikirkan ulang desain habitat bulan—mungkin dengan fondasi khusus atau material fleksibel yang bisa menyerap getaran.

Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) sudah mulai menguji struktur inflatable sebagai solusi potensial.

Dampak Jangka Panjang bagi Eksplorasi Antariksa

Lebih dari Sekadar Masalah Teknik

Ancaman gempa bulan bukan hanya tantangan teknis. Ini memengaruhi seluruh rencana jangka panjang eksplorasi ruang angkasa, mulai dari lokasi pangkalan hingga protokol darurat.

Prof. Clive Neal dari University of Notre Dame, yang tidak terlibat dalam studi ini tetapi merupakan pakar geologi bulan, memberikan peringatan keras: "Jika kita mengabaikan risiko ini, kita mungkin akan mengulangi bencana seperti runtuhnya jembatan Tacoma Narrows—kegagalan struktural karena ketidaktahuan akan dinamika lingkungan."

Di tengah perlombaan global menuju bulan, temuan ini menjadi pengingat bahwa alam semesta selalu punya cara untuk menguji batas kemampuan manusia—bahkan di tempat yang kita kira sudah cukup dipahami.


#GempaBulan #NASA #EksplorasiBulan #Artemis #TeknologiRuang

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!
To Top