
Patung Satoshi Dicuri, Dihancurkan, dan Dibuang ke Danau: Misteri Pencurian di Kota Kripto Lugano
📷 Image source: static.cryptobriefing.com
Patung yang Menghilang dalam Semalam
Aksi Pencurian Berani di Pusat Kota Lugano
Lugano, kota di Swiss yang dikenal sebagai hub kripto progresif, baru saja diguncang insiden aneh. Patung perunggu setinggi 1,8 meter yang menggambarkan Satoshi Nakamoto, sosok misterius pencipta Bitcoin, lenyap dari tempatnya di Piazza della Riforma tanpa jejak.
Patung bernilai seni dan simbolis tinggi itu dipasang hanya setahun lalu sebagai bagian dari inisiatif 'Plan B' Lugano—proyek ambisius untuk mengintegrasikan Bitcoin dan blockchain ke dalam kehidupan sehari-hari warga. Pencurian terjadi antara Sabtu malam dan Minggu pagi, meninggalkan hanya alas kosong yang sebelumnya menjadi tumpuan patung seberat 70 kg itu.
Dari Pencurian ke Penghancuran
Bagian-Bagian Patung Ditemukan di Danai Lugano
Dua hari setelah hilang, pecahan patung muncul di permukaan Danai Lugano. Warga yang sedang bersepeda melihat potongan kepala dan torso Satoshi mengambang di dekat tepian. Polisi setempat mengkonfirmasi bahwa patung sengaja dihancurkan sebelum dibuang ke air.
'Ini bukan sekadar vandalisme biasa,' kata Marco Müller, juru bicara kepolisian Lugano. 'Pelaku menggunakan alat berat untuk memotong patung sebelum membuangnya. Kami sedang menyelidiki apakah ini tindakan kriminal terorganisir atau protes simbolis terhadap adopsi kripto di kota kami.'
Reaksi Komunitas Kripto
Kemarahan dan Teori Konspirasi
Komunitas Bitcoin global bereaksi keras. 'Ini serangan terhadap semangat desentralisasi,' tweet Nic Carter, partner Castle Island Ventures. Sementara itu, forum kripto dipenuhi teori—mulai dari tindakan anti-Bitcoin hingga lelucon praktis oleh mahasiswa lokal.
Yang paling menarik adalah respons kota Lugano sendiri. Michele Foletti, walota Lugano, dengan tegas menyatakan akan membuat patung pengganti. 'Kami tidak akan dibungkam. Plan B akan terus berjalan,' ujarnya dalam konferensi pers darurat. Proyek Plan B sendiri telah menjadikan Lugano sebagai salah satu kota pertama di dunia yang menerima pembayaran pajak dalam Bitcoin.
Misteri Satoshi yang Tak Kunjung Usai
Pencurian Patung dan Ironi Anonimitas
Ada ironi pahit dalam pencurian ini. Satoshi Nakamoto, nama samaran yang identitas aslinya masih menjadi misteri setelah 15 tahun, kini diwakili oleh patung yang juga 'menghilang'. Seniman patung itu, Frank Miller, mengatakan karyanya sengaja dibuat tanpa wajah jelas—simbol dari desentralisasi dan ketiadaan otoritas tunggal dalam dunia kripto.
Pencurian ini mengingatkan pada insiden serupa di Budapest tahun 2021, di mana patung Satoshi lain dirusak. Namun skala dan cara penghancuran di Lugano jauh lebih dramatis. Polisi masih mengejar beberapa petunjuk, termasuk rekaman CCTV yang menunjukkan kendaraan mencurigakan di sekitar lokasi kejadian.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Masa Depan Simbolisme Kripto di Ruang Publik
Insiden ini memicu debat baru tentang tempat mata uang kripto dalam lanskap budaya. Beberapa mengkritik pemasangan patung sebagai bentuk pemujaan berlebihan, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari edukasi publik.
Lugano telah mengajukan asuransi seni untuk klaim kerusakan, tetapi nilai patung tidak hanya terletak pada materialnya. 'Ini tentang pesan yang dibawa,' kata Paolo Ardoino, CTO Tether yang berbasis di Lugano. 'Kami akan bangkit lagi, seperti jaringan Bitcoin yang selalu pulih dari serangan.'
Sementara itu, di dasar Danai Lugano, tim penyelam masih mencari sisa-sisa patung yang hilang. Seperti identitas Satoshi yang sebenarnya, beberapa bagian mungkin tak akan pernah ditemukan.
#Bitcoin #Kripto #Lugano #SatoshiNakamoto #Blockchain