Ripple dan SBI Garap Strategi Baru, Bidik Aliran Hasil Miliaran Dolar di Luar Mekanisme On-Chain
📷 Image source: cryptoslate.com
Kolaborasi Strategis Ripple dan SBI
Membidik Pasar DeFi XRP dengan Pendekatan Berbeda
Ripple, perusahaan teknologi blockchain di balik XRP, dan SBI Holdings, konglomerat keuangan Jepang, sedang merintis jalan baru dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) untuk aset digital XRP. Menurut laporan dari cryptoslate.com, kolaborasi ini tidak mengikuti pola konvensional yang bergantung sepenuhnya pada mekanisme smart contract di blockchain. Sebaliknya, mereka membidik sumber hasil atau 'yield' yang nilainya disebut-sebut mencapai miliaran dolar, yang justru berasal dari luar rantai blok utama.
Strategi ini menandai pergeseran signifikan dalam pendekatan terhadap DeFi untuk XRP, yang selama ini sering dibandingkan dengan ekosistem seperti Ethereum. Alih-alih bersaing langsung di arena smart contract yang sudah padat, Ripple dan SBI memanfaatkan infrastruktur keuangan tradisional dan hubungan institusional yang sudah mapan. Fokusnya adalah pada likuiditas dan hasil yang dihasilkan dari aktivitas dunia nyata, seperti pinjaman dan perdagangan antar institusi, bukan semata dari aktivitas spekulatif di dalam protokol on-chain.
Mengapa Mengabaikan Mekanisme On-Chain?
Memahami Keterbatasan dan Mencari Peluang Alternatif
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, mengapa mengabaikan mekanisme on-chain yang menjadi jantung kebanyakan proyek DeFi? Menurut analisis dalam laporan tersebut, keputusan ini didasari oleh pertimbangan praktis dan strategis. Ekosistem XRP Ledger (XRPL) memiliki karakteristik yang berbeda dengan blockchain yang mendukung smart contract secara native seperti Ethereum. XRPL dirancang untuk penyelesaian pembayaran yang cepat dan efisien, dengan biaya transaksi yang sangat rendah.
Membangun ekosistem DeFi yang kompleks sepenuhnya di atas XRPL memerlukan pengembangan yang signifikan dan mungkin tidak langsung bersaing dengan platform yang sudah matang. Dengan membidik aliran hasil dari aktivitas off-chain, Ripple dan SBI dapat langsung memanfaatkan volume dan likuiditas yang sudah ada tanpa harus menunggu perkembangan ekosistem smart contract di XRPL matang terlebih dahulu. Pendekatan ini seperti memotong jalan, langsung menuju sumber nilai ekonomi tanpa terhambat oleh keterbatasan teknis saat ini.
Sumber 'Yield' Miliaran Dolar yang Dibidik
Laporan dari cryptoslate.com menyebutkan bahwa target utama strategi ini adalah 'aliran hasil miliaran dolar'. Dari mana angka sebesar ini berasal? Sumbernya tidak berasal dari farming token atau penyediaan likuiditas di pool automated market maker (AMM) yang umum di DeFi. Sebaliknya, ini terkait dengan aktivitas keuangan institusional skala besar yang melibatkan XRP.
Salah satu sumber potensial adalah dari pasar pinjaman dan borrowing aset digital antar lembaga keuangan. Institusi yang memegang XRP dalam jumlah besar dapat meminjamkannya kepada pihak lain untuk berbagai keperluan, seperti short selling atau untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional, dengan imbalan bunga. Volume transaksi institusional inilah yang dapat menghasilkan aliran fee dan bunga yang sangat besar. Selain itu, aktivitas market making dan perdagangan OTC (over-the-counter) yang melibatkan XRP juga menyumbang potensi hasil yang signifikan, jauh melampaui apa yang biasanya dihasilkan oleh protokol DeFi retail pada tahap awal.
Peran Krusial SBI Holdings
Jembatan Menuju Dunia Keuangan Tradisional
Kolaborasi ini tidak akan mungkin tanpa peran SBI Holdings. Sebagai salah satu grup layanan keuangan terbesar di Jepang dengan jaringan yang luas di Asia, SBI berfungsi sebagai jembatan yang vital. Perusahaan ini memiliki akses langsung ke jaringan bank, perusahaan sekuritas, dan investor institusional yang mungkin masih ragu untuk terjun langsung ke dunia DeFi on-chain yang dianggap kompleks dan berisiko.
Melalui SBI, produk dan layanan berbasis XRP yang menawarkan hasil ini dapat dikemas dalam bentuk yang lebih familiar bagi dunia keuangan tradisional. Ini bisa berupa produk investasi terstruktur, fasilitas pinjaman kolateral, atau layanan treasury management untuk aset digital. Dengan kata lain, SBI membantu 'mentranslasikan' nilai dari ekosistem crypto ke dalam bahasa dan format yang dimengerti oleh institusi keuangan besar, sehingga membuka keran likuiditas off-chain yang sangat besar.
Implikasi bagi Ekosistem XRP dan Pemegang Aset
Lalu, apa implikasi strategi baru ini bagi ekosistem XRP secara keseluruhan dan bagi pemegang aset XRP retail? Pertama, pendekatan ini dapat menarik likuiditas institusional baru yang selama ini mungkin menghindari DeFi on-chain karena pertimbangan regulasi, keamanan, atau kompleksitas. Aliran modal baru ini pada akhirnya dapat meningkatkan utilitas dan permintaan dasar untuk XRP.
Kedua, dengan menciptakan sumber hasil yang andal dari aktivitas ekonomi riil, strategi ini berpotensi menawarkan alternatif yang lebih stabil dibandingkan yield farming yang sangat volatil dan bergantung pada emisi token baru. Namun, penting untuk dicatat bahwa akses ke hasil berpotensi tinggi ini mungkin pada awalnya terbatas pada peserta institusional melalui SBI dan mitranya. Pemegang XRP retail mungkin akan merasakan manfaatnya secara tidak langsung melalui peningkatan kesehatan dan adopsi ekosistem, sebelum produk turunannya tersedia untuk khalayak yang lebih luas.
Tantangan dan Pertimbangan Regulasi
Meski menjanjikan, jalan yang ditempuh Ripple dan SBI ini tidak bebas dari tantangan. Tantangan terbesar mungkin justru datang dari ranah regulasi. Aktivitas menghasilkan yield dari aset digital, terutama ketika melibatkan institusi keuangan tradisional, akan menarik perhatian regulator di berbagai yurisdiksi. Bagaimana produk ini dikategorikan? Apakah sebagai produk sekuritas, derivatif, atau layanan pinjaman biasa?
Menurut laporan, navigasi di lanskap regulasi yang masih berkembang akan menjadi kunci. Keberhasilan SBI di Jepang, yang memiliki kerangka regulasi crypto yang relatif jelas, bisa menjadi model. Namun, perluasan ke pasar global akan memerlukan penyesuaian dengan aturan setempat. Kepatuhan terhadap anti-pencucian uang (AML) dan pengetahuan nasabah (KYC) juga akan menjadi prasyarat mutlak untuk melibatkan institusi keuangan besar, yang semuanya merupakan operasi yang lebih mudah dikelola dalam setting off-chain atau hybrid dibandingkan sepenuhnya on-chain dan anonim.
Masa Depan DeFi: Hybrid dan Berbasis Institusi?
Apa yang Dikisahkan oleh Langkah Ripple dan SBI
Inisiatif Ripple dan SBI ini mungkin merupakan pertanda dari sebuah tren yang lebih besar di industri aset digital: kebangkitan model DeFi hybrid yang memadukan elemen tradisional dan terdesentralisasi. Model ini mengakui bahwa untuk mencapai skala dan stabilitas miliaran dolar, partisipasi modal institusional yang besar tidak bisa dihindari. Namun, modal tersebut seringkali datang dengan persyaratan tertentu terkait keamanan, kepatuhan, dan struktur hukum yang belum sepenuhnya terpenuhi oleh protokol DeFi murni on-chain saat ini.
Dengan membangun jembatan antara dunia lama dan baru, Ripple dan SBI tidak hanya membidik aliran hasil yang ada, tetapi juga membentuk ulang narasi tentang seperti apa bentuk DeFi yang matang dan sustainable. Apakah ini berarti akhir dari cita-cita DeFi yang sepenuhnya terdesentralisasi? Belum tentu. Ini lebih merupakan evolusi pragmatis, sebuah pengakuan bahwa jalan menuju adopsi massal mungkin memerlukan fase transisi di mana infrastruktur keuangan lama dan baru harus bekerja sama sebelum yang baru sepenuhnya dapat berdiri sendiri.
Apa Artinya Bagi Pesaing dan Industri Secara Keseluruhan
Langkah strategis ini tentu akan diperhatikan dengan saksama oleh pesaing di ruang crypto dan keuangan tradisional. Bagi blockchain lain yang berfokus pada pembayaran atau enterprise, ini bisa menjadi cetak biru untuk mengembangkan utilitas ekonomi aset mereka tanpa harus langsung masuk ke perlombaan smart contract. Mereka mungkin akan mencari mitra keuangan tradisional untuk mereplikasi model hybrid serupa.
Bagi industri secara keseluruhan, kolaborasi Ripple-SBI menunjukkan peningkatan kedewasaan. Fokusnya bergeser dari sekadar membangun teknologi menuju memecahkan masalah ekonomi nyata dan menangkap nilai yang sudah ada. Jika berhasil, model ini dapat membuka pintu bagi lebih banyak lagi aliran modal institusional ke dalam ekosistem crypto, tetapi dengan cara yang lebih terukur, teratur, dan sesuai regulasi. Kesuksesannya akan diukur bukan oleh total nilai terkunci (TVL) di sebuah protokol anonim, tetapi oleh volume transaksi riil, keragaman peserta institusional, dan aliran hasil yang berkelanjutan yang dihasilkannya. Semua perkembangan ini dilaporkan berdasarkan informasi dari cryptoslate.com, dengan waktu publikasi 2025-12-17T17:55:33+00:00.
#Ripple #XRP #DeFi #SBIHoldings #Blockchain #Fintech

