Emas Bertahan di Bawah Rp 4.350 per Gram, Dolar AS yang Kuat Jadi Penghalang

Kuro News
0

Harga emas dunia terkonsolidasi di bawah $4.350/ons akibat tekanan dari Dolar AS yang kuat dan ekspektasi suku bunga tinggi The Fed, membatasi daya

Thumbnail

Emas Bertahan di Bawah Rp 4.350 per Gram, Dolar AS yang Kuat Jadi Penghalang

illustration

📷 Image source: editorial.fxsstatic.com

Harga Emas Global Tertekan di Tengah Penguatan Dolar AS

Logam mulia berjuang untuk bangkit dari tekanan mata uang Amerika

Harga emas dunia kembali menunjukkan konsolidasi di bawah level psikologis $4.350 per troy ons, sebuah posisi yang sulit untuk ditembus dalam beberapa waktu terakhir. Menurut laporan dari fxstreet.com, tekanan utama datang dari penguatan Dolar AS yang berkelanjutan di pasar mata uang global. Dolar yang kuat membuat aset berdenominasi dolar, seperti emas, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga mengurangi daya tariknya sebagai safe-haven.

Analis pasar memperhatikan bahwa sentimen ini telah membatasi pergerakan emas, meskipun ada faktor-faktor pendukung lain yang biasanya mendorong kenaikan harga logam kuning. Kondisi ini menciptakan arena tarik-menarik antara kekuatan dolar dan permintaan terhadap aset aman, dengan dolar sering kali keluar sebagai pemenang dalam beberapa sesi perdagangan.

Analisis Teknis: Level Kunci dan Resistensi yang Harus Diwaspadai

Dari perspektif teknis, pergerakan harga emas menunjukkan pola konsolidasi yang jelas. Level $4.350 per ons telah bertransformasi menjadi resistance utama, sebuah titik di mana penjualan cenderung muncul setiap kali harga mendekatinya. Menurut analisis yang dirujuk oleh fxstreet.com, konsolidasi di bawah level ini mengindikasikan ketidakpastian pasar dan kurangnya momentum bullish yang kuat untuk melakukan terobosan.

Di sisi lain, para trader juga memantau level support di sekitar $4.300 per ons. Jika level ini tidak mampu menahan tekanan jual, potensi koreksi lebih dalam bisa terjadi. Pola ini menggambarkan bagaimana pasar sedang mencari arah yang jelas, terjebak antara berbagai sinyal ekonomi makro yang saling bertentangan.

Dampak Kebijakan The Fed dan Imbal Hasil Obligasi AS

Ekspektasi suku bunga tinggi terus membayangi kinerja emas

Latar belakang dari tekanan terhadap emas tidak lepas dari kebijakan Federal Reserve (The Fed) dan pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Laporan menyatakan bahwa ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga dalam zona tinggi untuk periode yang lebih lama telah memberikan angin segar bagi Dolar AS. Imbal hasil obligasi AS, khususnya Treasury 10-tahun, yang tetap menarik, telah mengalihkan modal dari aset non-yielding seperti emas.

Ketika imbal hasil obligasi naik, biaya peluang untuk memegang emas—yang tidak memberikan bunga atau dividen—menjadi lebih tinggi. Ini adalah dinamika klasik yang sedang berlangsung dengan kuat di pasar keuangan saat ini. Investor institusional lebih memilih untuk mengalokasikan dana mereka ke instrumen yang memberikan pendapatan tetap di tengah lingkungan suku bunga tinggi.

Sentimen Pasar Global dan Posisi Safe-Haven Emas

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa emas, yang sering dianggap sebagai safe-haven, tidak mendapatkan banyak pembelian di tengah ketidakpastian? Jawabannya terletak pada kekuatan relatif Dolar AS. Dalam periode ketegangan geopolitik atau kekhawatiran ekonomi, investor global sering kali berlindung ke Dolar AS terlebih dahulu, sebelum mempertimbangkan emas. Dolar saat ini berperan sebagai safe-haven utama, yang sedikit banyak 'mencuri' kilau dari logam kuning.

Namun, posisi ini tidak mutlak. Laporan dari fxstreet.com mengisyaratkan bahwa jika ada perubahan signifikan dalam naratif kebijakan The Fed atau jika data ekonomi AS mulai menunjukkan kelemahan, peran ini bisa dengan cepat berbalik. Emas selalu menunggu di pinggir lapangan, siap untuk kembali menjadi pilihan utama jika kepercayaan pada dolar goyah.

Dinamika Permintaan Fisik dan Dukungan dari Bank Sentral

Di balik tekanan harga spot, ada faktor fundamental yang memberikan lantai bagi harga emas, yaitu permintaan fisik. Bank-bank sentral di berbagai negara, terutama dari ekonomi berkembang, terus menjadi pembeli bersih emas dalam cadangan devisa mereka. Aktivitas ini memberikan dukungan struktural yang mencegah harga emas mengalami kejatuhan yang lebih dalam.

Permintaan dari sektor perhiasan, khususnya dari pasar-pasar tradisional seperti India dan Tiongkok, juga menjadi penopang. Meskipun sensitif terhadap harga, permintaan ini cenderung elastis dan sering kali meningkat ketika harga mengalami koreksi. Kombinasi antara pembelian bank sentral yang bersifat strategis dan permintaan konsumen yang berjangka panjang menciptakan dasar yang kokoh untuk pasar emas global.

Pergerakan Mata Uang Utama dan Indeks Dolar AS (DXY)

Untuk memahami tekanan pada emas, kita harus melihat kinerja Dolar AS terhadap keranjang mata uang utama, yang diukur oleh Dollar Index (DXY). Penguatan DXY secara langsung berkorelasi negatif dengan harga emas. Ketika indeks ini mendaki, seperti yang terjadi belakangan ini, hampir pasti akan membebani logam mulia.

Penguatan dolar ini didorong oleh perbedaan kebijakan moneter. Sementara The Fed bersikap hawkish, bank sentral lain seperti European Central Bank (ECB) atau Bank of Japan (BoJ) dipandang memiliki ruang yang lebih terbatas untuk menaikkan suku bunga, atau justru masih dalam fase yang lebih akomodatif. Perbedaan kebijakan ini mendorong arus modal masuk ke aset-aset berdenominasi dolar, memperkuat nilai tukarnya.

Prospek Jangka Pendek: Data Ekonomi sebagai Katalis

Pasar menunggu petunjuk dari rilis data inflasi dan ketenagakerjaan AS

Ke mana harga emas bergerak selanjutnya sangat bergantung pada aliran data ekonomi dari Amerika Serikat. Laporan menyatakan bahwa setiap rilis data penting, seperti Consumer Price Index (CPI) untuk inflasi atau laporan Non-Farm Payrolls untuk ketenagakerjaan, akan langsung diserap oleh pasar untuk menilai jalur kebijakan The Fed. Data inflasi yang lebih panas dari perkiraan akan memperkuat argumen untuk mempertahankan suku bunga tinggi, yang pada gilirannya mendukung dolar dan menekan emas.

Sebaliknya, tanda-tanda bahwa ekonomi AS mulai melambat atau inflasi mereda dengan cepat dapat melemahkan dolar dan membuka jalan bagi reli emas. Dalam jangka pendek, emas kemungkinan besar akan tetap berada dalam pola konsolidasi yang rentan terhadap gejolak, hingga ada kejelasan yang lebih besar mengenai puncak siklus pengetatan moneter The Fed.

Kesimpulan: Emas dalam Mode Tunggu dan Lihat

Pada akhirnya, naratif untuk emas saat ini adalah tentang kesabaran. Logam ini terkonsolidasi di bawah resistance kritis $4.350 per ons, terperangkap oleh kekuatan Dolar AS yang didorong oleh kebijakan moneter AS yang ketat. Namun, dukungan dari permintaan fisik dan pembelian bank sentral mencegah penurunan yang lebih signifikan.

Pasar sedang menunggu perubahan dalam dinamika makroekonomi yang dapat menggeser keseimbangan. Apakah itu akan datang dari data ekonomi AS yang lebih lemah, atau dari perubahan nada komunikasi The Fed, masih menjadi teka-teki. Sampai saat itu tiba, emas diperkirakan akan terus bergerak dalam kisaran terbatas, mengumpulkan energi untuk langkah besar berikutnya, yang arahnya sangat bergantung pada nasib Dolar AS. Laporan ini dipublikasikan oleh fxstreet.com pada 2025-12-19T16:15:14+00:00.


#Emas #DolarAS #PasarFinansial #TheFed #Investasi

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!
To Top