Mars dan Spica: Dua Bintang Berwarna yang Menghiasi Langit Senja 13 September

Kuro News
0

Mars merah dan Spica biru akan menghiasi langit senja 13 September 2025. Dapat dilihat dengan mata telanjang 30 menit setelah matahari terbenam di

Thumbnail

Mars dan Spica: Dua Bintang Berwarna yang Menghiasi Langit Senja 13 September

illustration

📷 Image source: cdn.mos.cms.futurecdn.net

Pertemuan Langit yang Langka

Mars dan Spica Berdampingan di Ufuk Barat

Langit senja 13 September 2025 akan menampilkan pemandangan astronomi yang memukau. Planet Mars yang berwarna kemerahan akan muncul berdampingan dengan bintang Spica yang bersinar kebiruan. Kedua objek langit ini akan terlihat jelas di atas ufuk barat tepat setelah matahari terbenam.

Menurut space.com, fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang tanpa memerlukan teleskop. Mars akan bersinar dengan magnitudo -1.1, membuatnya lebih terang dari kebanyakan bintang di sekitarnya. Sementara Spica, bintang paling terang di rasi Virgo, akan memancarkan cahaya biru yang kontras dengan merahnya Mars.

Waktu Pengamatan yang Ideal

Momen Emas 30 Menit Setelah Matahari Terbenam

Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah sekitar 30 menit setelah matahari terbenam. Pada saat ini, langit sudah cukup gelap untuk melihat kedua objek dengan jelas, tetapi masih cukup terang untuk menikmati kontras warnanya.

Space.com melaporkan bahwa pengamat di seluruh Indonesia dapat menyaksikan pertemuan ini asalkan cuaca cerah dan pandangan ke arah barat tidak terhalang. Mars dan Spica akan berada pada ketinggian sekitar 15-20 derajat di atas ufuk barat, posisi yang cukup nyaman untuk diamati.

Karakteristik Unik Mars

Planet Merah yang Memantulkan Cahaya Matahari

Mars mendapatkan warna merah khasnya dari kandungan besi oksida di permukaannya. Planet ini tidak menghasilkan cahaya sendiri, melainkan memantulkan cahaya matahari. Pada 13 September, Mars akan berada pada jarak sekitar 135 juta kilometer dari Bumi.

Menurut laporan space.com, posisi Mars relatif dekat dengan Bumi membuatnya tampak lebih terang dari biasanya. Magnitudo -1.1 menjadikannya salah satu objek paling terang di langit malam, hanya kalah dari Bulan dan Venus.

Misteri Spica si Bintang Biru

Bintang Ganda yang Bersinar dengan Intens

Spica, atau Alpha Virginis, sebenarnya adalah sistem bintang ganda yang terletak sekitar 250 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini bersuhu sangat panas, mencapai 22.400 derajat Celsius, yang menyebabkan warnanya tampak biru terang.

Space.com menjelaskan bahwa Spica memiliki massa sekitar 11 kali lebih besar dari matahari kita. Cahaya birunya yang kontras dengan merahnya Mars akan menciptakan pemandangan yang dramatis di langit senja.

Panduan Praktis untuk Pengamatan

Tips Melihat Fenomena tanpa Alat Khusus

Untuk mengamati fenomena ini, carilah lokasi dengan pandangan terbuka ke arah barat. Hindari area yang terkena polusi cahaya berlebihan. Meskipun dapat dilihat dengan mata telanjang, penggunaan binokular ringan dapat meningkatkan pengalaman pengamatan.

Menurut space.com, pengamat disarankan untuk mulai mengamati tepat 30 menit setelah matahari terbenam. Kedua objek akan terlihat selama sekitar satu jam sebelum akhirnya tenggelam di bawah ufuk.

Signifikansi Astronomis

Lebih dari Sekadar Pertemuan Kebetulan

Pertemuan Mars dan Spica ini bukan hanya sekadar kebetulan visual. Fenomena konjungsi seperti ini membantu astronom dalam mempelajari pergerakan benda langit. Meskipun terlihat berdekatan, Mars sebenarnya berada dalam tata surya kita, sementara Spica adalah bintang yang jaraknya ribuan kali lebih jauh.

Space.com mencatat bahwa konjungsi antara planet dan bintang terang seperti ini relatif jarang terjadi. Kombinasi warna yang kontras antara merah dan biru membuat peristiwa ini istimewa untuk diamati.

Kondisi Cuaca yang Diperlukan

Faktor Penentu Keberhasilan Pengamatan

Keberhasilan menyaksikan fenomena ini sangat bergantung pada kondisi cuaca. Langit harus cukup cerah dengan minimal awan di ufuk barat. Kabut atau polusi udara yang berlebihan dapat mengurangi visibilitas kedua objek.

Laporan space.com menekankan bahwa pengamat di daerah perkotaan mungkin mengalami kesulitan karena polusi cahaya. Jika memungkinkan, carilah lokasi yang jauh dari lampu kota untuk mendapatkan pandangan optimal.

Fenomena Serupa di Masa Depan

Peluang Pengamatan Berikutnya

Meskipun konjungsi Mars dan Spica terjadi secara periodik, kombinasi dengan kondisi visibilitas yang baik seperti ini tidak selalu terjadi. Astronom memperkirakan konjungsi serupa dengan kondisi pengamatan yang sama baiknya akan terjadi lagi dalam beberapa tahun mendatang.

Space.com menyatakan bahwa pengamatan langit seperti ini merupakan kesempatan bagus untuk masyarakat umum mengenal astronomi. Fenomena yang mudah diamati tanpa alat khusus dapat menjadi pintu masuk untuk mempelajari lebih jauh tentang benda-benda langit.

Dampak terhadap Pengamat Pemula

Momen Edukasi Astronomi yang Berharga

Fenomena ini memberikan kesempatan unik bagi pengamat pemula untuk belajar membedakan antara planet dan bintang. Mars yang tidak berkelap-kelip dan Spica yang berkelap-kelip dapat menjadi pelajaran praktis tentang karakteristik benda langit.

Menurut space.com, perbedaan warna yang jelas antara kedua objek juga membantu dalam memahami bagaimana suhu memengaruhi warna bintang. Spica yang biru menunjukkan suhu tinggi, sementara Mars yang merah menunjukkan karakteristik permukaan planetnya.


#Mars #Spica #Astronomi #LangitMalam #FenomenaAlam

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!
To Top