Persiapan Terakhir Artemis 2: Pesawat Orion Mulai Diisi Bahan Bakar dan Siap Meluncur

Kuro News
0

NASA menyelesaikan pengisian bahan bakar pesawat Orion untuk misi Artemis 2, langkah kritis sebelum peluncuran berawak pertama ke Bulan dalam 50

Thumbnail

Persiapan Terakhir Artemis 2: Pesawat Orion Mulai Diisi Bahan Bakar dan Siap Meluncur

illustration

📷 Image source: cdn.mos.cms.futurecdn.net

Lede Naratif

Di dalam hanggar raksasa Kennedy Space Center, Florida, kabut tipis nitrogen menguap dari pipa-pipa baja yang membentang seperti pembuluh darah. Tim teknisi berjas putih bergerak hati-hati di sekitar badan pesawat Orion yang mengilap, memantau setiap indikator di layar kontrol. Suasana tegang namun penuh antisipasi—ini adalah tahap kritis sebelum manusia kembali mendekati Bulan setelah lebih dari setengah abad.

Sumber resmi space.com, 2025-08-13T19:00:00+00:00, melaporkan bahwa modul awak Artemis 2 telah menyelesaikan pengisian bahan bakar hidrogen dan oksigen cair. Proses ini menandai titik penting dalam misi berawak pertama program Artemis NASA, yang akan mengantar empat astronaut mengelilingi satelit alami Bumi.

Nut Graf

Menurut space.com, pengisian bahan bakar Orion yang selesai pekan lalu adalah langkah terakhir sebelum integrasi dengan roket Space Launch System (SLS). Misi Artemis 2 dijadwalkan meluncurkan awak internasional—termasuk astronaut Kanada—untuk uji coba terbang selama 10 hari mengorbit Bulan tanpa mendarat.

Keberhasilan ini penting karena membuktikan kesiapan teknologi life-support dan propulsi Orion setelah uji terbang tanpa awak Artemis 1. Misi tersebut menjadi batu loncatan untuk pendaratan berawak Artemis 3, yang menargetkan wilayah kutub Bulan yang kaya es air.

Mekanisme Pengisian Bahan Bakar

Proses pengisian bahan bakar kriogenik Orion melibatkan dua komponen utama: hidrogen cair (-253°C) sebagai sumber energi sel bahan bakar dan oksigen cair (-183°C) untuk sistem pendukung kehidupan. Keduanya disimpan di bagian servis pesawat yang diproduksi Airbus.

Tim dari NASA dan kontraktor Lockheed Martin menggunakan sistem pengisian bertekanan khusus untuk meminimalkan boil-off—fenomena penguapan bahan bakar ekstrem dingin saat terkena suhu lingkungan. Teknologi ini krusial mengingat Orion harus bertahan di orbit Bulan selama seminggu sebelum kembali ke Bumi.

Dampak dan Tantangan

Kesuksesan Artemis 2 akan membuka era baru eksplorasi antariksa berawak. Selain NASA, mitra internasional seperti ESA (Eropa) dan JAXA (Jepang) berkontribusi pada modul habitat masa depan. Misi ini juga menguji sistem navigasi autonomous Orion yang vital untuk misi Mars di masa depan.

Namun, tantangan tersembunyi muncul dari risiko radiasi di luar sabuk Van Allen. Orion dilengkapi pelindung radiasi tambahan, tetapi paparan partikel energi tinggi selama transit tetap menjadi perhatian utama bagi kesehatan astronaut.

Apa yang Belum Kita Tahu

Halaman sumber tidak menyebutkan detail kapasitas tangki bahan bakar atau konsumsi daya spesifik selama misi. Juga belum jelas bagaimana NASA akan memitigasi risiko kebocoran kriogenik—masalah yang pernah mengganggu uji coba SLS sebelumnya.

Faktor lain yang perlu diverifikasi adalah kompatibilitas sistem docking Orion dengan gerbang orbit lunar (Lunar Gateway) yang masih dalam pembangunan. Integrasi ini penting untuk misi Artemis 3 dan seterusnya.

Pemetaan Pemangku Kepentingan

Program Artemis melibatkan jaringan kompleks pemangku kepentingan:

1. NASA sebagai pengarah utama, bertanggung jawab atas keselamatan awak dan keberlanjutan misi. 2. Kontraktor swasta (Lockheed Martin, Boeing, SpaceX) yang mengembangkan hardware dan sistem pendukung. 3. Negara mitra melalui perjanjian Artemis Accords, termasuk Kanada yang menyediakan lengan robotik. 4. Komunitas ilmiah global yang mengawasi dampak lingkungan bulan dan potensi penelitian.

Friksi muncul dalam pembagian anggaran dan prioritas teknologi antara misi berawak dan eksplorasi robotik.

Relevansi untuk Indonesia

Meski belum menandatangani Artemis Accords, Indonesia memiliki peluang melalui LAPAN untuk terlibat dalam riset sampel bulan atau pengembangan komponen kecil. Pengalaman mengoperasikan satelit LAPAN-A2 bisa menjadi modal awal.

Infrastruktur stasiun bumi di Biak juga berpotensi mendukung komunikasi misi bulan, meski membutuhkan peningkatan signifikan. Tantangan terbesar adalah alokasi anggaran riset antariksa yang masih jauh di bawah negara ASEAN seperti Singapura.

Diskusi Pembaca

Bagaimana seharusnya Indonesia memposisikan diri dalam era baru eksplorasi bulan ini? Pilih salah satu: 1. Fokus pada pengembangan teknologi satelit dan observasi Bumi yang lebih aplikatif 2. Bergabung dengan Artemis Accords untuk akses teknologi dan pelatihan astronaut 3. Membentuk konsorsium ASEAN untuk negosiasi kolektif dengan NASA/ESA


#Artemis2 #NASA #EksplorasiBulan #PenerbanganBerawak #TeknologiAntariksa

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!
To Top