Bitcoin Terus Tersedot, Ethereum Justru Banjir Dana: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
📷 Image source: ambcrypto.com
Pertarungan Dua Raksasa Kripto
Aliran Dana yang Berlawanan
Dalam tiga bulan terakhir, pasar kripto menyaksikan fenomena yang jarang terjadi: Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) bergerak dalam arah yang berlawanan. Data terbaru menunjukkan aliran keluar dana Bitcoin mencapai $404 juta, sementara Ethereum justru mencatatkan 15 minggu berturut-turut aliran masuk dana.
Ini bukan sekadar fluktuasi biasa. Besarnya angka dan konsistensi tren ini mengindikasikan pergeseran fundamental di balik layar. Investor institusional tampaknya sedang memindahkan chip mereka, tapi mengapa?
Bitcoin: Aset yang Kehilangan Pesona?
Tekanan Makro dan Minat yang Memudar
Sejak mencapai rekor tertinggi di atas $73.000 pada Maret 2024, Bitcoin terus berada di bawah tekanan. Aliran keluar $404 juta dalam sepekan terakhir adalah yang terbesar sejak Januari, menurut laporan CoinShares.
Analis menunjuk beberapa faktor: ketidakpastian kebijakan moneter AS, kekhawatiran inflasi yang kembali muncul, dan yang paling mencolok—munculnya pesaing baru di pasar ETF Bitcoin. "Ini bukan akhir untuk Bitcoin," kata Marcus Sotiriou, analis di GlobalBlock, "tapi jelas ada rotasi aset yang sedang terjadi."
Yang menarik, penurunan minat ini terjadi bersamaan dengan persiapan jaringan Bitcoin untuk upgrade Taproot yang dinanti-nantikan. Ironisnya, inovasi justru tidak cukup untuk mempertahankan aliran dana.
Ethereum: Momentum yang Tak Terbendung
15 Minggu Hijrah Modal
Sementara Bitcoin merosot, Ethereum mencatatkan rekor baru: 15 minggu berturut-turut aliran masuk dana, dengan total $1,13 miliar sepanjang 2024. Angka ini melampaui seluruh aliran masuk Bitcoin di periode yang sama.
James Butterfill, Kepala Penelitian di CoinShares, menyoroti dua faktor kunci: antisipasi terhadap persetujuan ETF spot Ethereum oleh SEC dan upgrade Dencun yang sukses pada Maret lalu. "Upgrade Dencun mengurangi biaya transaksi layer-2 hingga 90%. Ini game-changer untuk adopsi massal," jelas Butterfill.
Yang lebih menarik, aliran dana ini didominasi oleh investor Eropa (75%), menunjukkan pergeseran geopolitik dalam preferensi kripto. AS, yang biasanya memimpin, justru tertinggal dalam antusiasme terhadap Ethereum.
Perang ETF dan Masa Depan Kripto
Pertarungan yang Menentukan Arah Pasar
Persaingan Bitcoin vs Ethereum kini memasuki babak baru: pertarungan ETF. Dengan tenggat waktu keputusan ETF spot Ethereum pada 23 Mei 2024, spekulasi memanas. "Pasar sedang memposisikan diri untuk skenario di mana Ethereum menjadi bintang baru ETF," ucap Simon Peters, analis eToro.
Namun, tidak semua sepakat. Beberapa pakar memperingatkan bahwa keunggulan Ethereum mungkin hanya sementara. "Begitu ETF Bitcoin melewati fase koreksi dan ketidakpastian kebijakan mereda, aliran dana bisa berbalik dengan cepat," kata Lyn Alden, ahli strategi investasi.
Yang jelas, dinamika ini menunjukkan pasar kripto yang semakin matang. Investor tidak lagi melihat kripto sebagai monolit, tapi mulai membedakan nilai unik setiap aset. Bitcoin sebagai emas digital, Ethereum sebagai tulang punggung Web3—dua narasi yang kini bersaing ketat merebut hati investor.
Apa Artinya Bagi Anda?
Membaca Gelombang Sebelum Terlambat
Bagi investor ritel, data aliran dana ini adalah sinyal penting. Sejarah menunjukkan bahwa aliran dana institusional sering kali menjadi pertanda awal tren jangka panjang.
Tapi berhati-hatilah dengan reaksi berlebihan. Seperti ditunjukkan oleh volatilitas kripto, momentum bisa berubah arah dalam semalam. Kuncinya adalah memahami fundamental: Bitcoin tetap yang terdepan dalam hal adopsi institusional, sementara Ethereum unggul dalam inovasi teknis dan kasus penggunaan.
Satu hal yang pasti: pertarungan antara dua raksasa ini akan menentukan wajah industri kripto di tahun-tahun mendatang. Dan seperti biasa dalam dunia investasi, mereka yang memahami arus bawah—bukan hanya gelombang permukaan—yang akan bertahan.
#Bitcoin #Ethereum #Kripto #ETF #Investasi

