Senator AS Bentuk Satgas Bipartisan untuk Kejar Penipu Kripto

Kuro News
0

Dua senator AS bentuk satgas bipartisan untuk selidiki dan tuntut penipu kripto. RUU Crypto Scam Reduction Act usulkan koordinasi penegak hukum demi

Thumbnail

Senator AS Bentuk Satgas Bipartisan untuk Kejar Penipu Kripto

illustration

📷 Image source: cdn.decrypt.co

Langkah Kongres untuk Hadapi Ancaman Penipuan Aset Digital

Rancangan Undang-Undang Baru Targetkan Skema Penipuan yang Semakin Canggih

Dua senator Amerika Serikat dari partai yang berseberangan mengambil langkah konkret untuk melindungi konsumen dari maraknya penipuan di ruang aset kripto. Menurut laporan dari decrypt.co, Senator demokrat Kirsten Gillibrand dari New York dan senator republik Bill Hagerty dari Tennessee memperkenalkan rancangan undang-undang bipartisan yang bertujuan membentuk satuan tugas federal khusus.

Satuan tugas ini akan berfokus secara eksklusif pada penyelidikan dan penuntutan kasus-kasus penipuan yang melibatkan aset digital. RUU yang dinamai 'Crypto Scam Reduction Act' ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran publik dan regulator terhadap modus operandi penipuan yang semakin variatif, mulai dari penawaran koin palsu, skema investasi bodong, hingga penipuan 'rug pull' di dunia decentralized finance (DeFi).

Mekanisme dan Cakupan Kerja Satuan Tugas yang Diusulkan

Rancangan undang-undang tersebut mengusulkan pembentukan satuan tugas yang akan ditempatkan di bawah naungan Departemen Kehakiman AS. Menurut decrypt.co, satgas ini akan terdiri dari para penuntut umum dan agen federal yang memiliki keahlian khusus dalam teknologi blockchain, keuangan digital, dan penyelidikan kejahatan siber.

Tugas utama mereka nantinya adalah mengoordinasikan upaya penegakan hukum antar berbagai lembaga federal yang selama ini kerap tumpang tindih, seperti Securities and Exchange Commission (SEC), Commodity Futures Trading Commission (CFTC), dan Federal Trade Commission (FTC). Pendekatan terpadu ini diharapkan dapat mempercepat proses identifikasi pelaku, pembekuan aset, serta pemulihan dana korban.

Dukungan Bipartisan sebagai Sinyal Urgensi

Kesepakatan Langka di Tengah Polarisasi Politik

Kolaborasi antara Senator Gillibrand dan Hagerty menarik perhatian karena menunjukkan keseriusan masalah ini melampaui batas-batas partisan. Dalam pernyataan yang dikutip decrypt.co, Gillibrand menekankan bahwa penipuan kripto telah menjadi 'krisis yang berkembang' yang merugikan investor biasa dan mengancam inovasi yang sah di sektor ini.

Sementara itu, Senator Hagerty menyoroti perlunya kejelasan regulasi dan penegakan hukum yang kuat. Ia berargumen bahwa lingkungan yang aman dan terpercaya justru penting untuk mendorong pertumbuhan industri teknologi finansial di Amerika Serikat. Dukungan dari kedua kubu politik ini meningkatkan peluang RUU untuk dibahas lebih lanjut di komite terkait.

Konteks Meningkatnya Kerugian dan Tekanan Publik

Pengenalan RUU ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Data dari Federal Trade Commission (FTC) yang dirilis awal tahun menunjukkan bahwa konsumen AS melaporkan kerugian lebih dari $1 miliar akibat penipuan kripto sepanjang tahun 2024. Angka ini mencakup berbagai skema, dengan investasi palsu sebagai kategori terbesar.

Tekanan juga datang dari berbagai kelompok advokasi konsumen dan korban penipuan yang menuntut tindakan lebih tegas dari pemerintah federal. Banyak korban yang merasa proses pelaporan rumit dan penyelidikan berjalan lambat karena kurangnya koordinasi antar lembaga serta keahlian teknis yang memadai di tubuh penegak hukum tradisional.

Tantangan Teknis dalam Menyelidiki Kejahatan Kripto

Salah satu alasan mendasar dibalik pembentukan satuan tugas khusus adalah kompleksitas teknis yang melekat pada investigasi kejahatan di blockchain. Berbeda dengan rekening bank tradisional yang dikelola oleh institusi terpusat, transaksi aset kripto sering kali melintasi berbagai protokol, dompet digital, dan pertukaran yang tersebar di seluruh dunia.

Mengutip decrypt.co, para sponsor RUU memahami bahwa pelaku kejahatan memanfaatkan teknologi seperti mixer atau tumbler untuk mengaburkan jejak dana curian, serta memanfaatkan pertukaran aset kripto di yurisdiksi yang memiliki regulasi longgar. Satuan tugas yang diusulkan diharapkan dapat membangun kapabilitas untuk melacak aliran dana yang rumit ini, bekerja sama dengan otoritas di negara lain, dan mengembangkan alat analisis forensik blockchain yang mutakhir.

Respons Awal dari Industri dan Para Ahli

Kabar pengenalan RUU ini telah memicu tanggapan dari berbagai pemangku kepentingan di industri kripto. Sejumlah asosiasi yang mewakili perusahaan blockchain dan pertukaran aset kripto menyambut baik langkah tersebut, dengan catatan bahwa penegakan hukum yang efektif terhadap aktor jahat justru akan membersihkan nama industri dan melindungi perusahaan yang beroperasi secara legal.

Namun, beberapa pengamat hukum, seperti yang dikutip decrypt.co, mengingatkan tentang pentingnya mendefinisikan cakupan 'penipuan kripto' dengan jelas dalam undang-undang nantinya. Kekhawatirannya adalah definisi yang terlalu luas bisa menjerat proyek yang gagal secara teknis atau bisnis, yang belum tentu merupakan penipuan dengan unsur kesengajaan. Mereka menekankan bahwa satuan tugas harus fokus pada kejahatan dengan niat curang yang jelas, bukan pada risiko investasi yang melekat pada aset volatil apa pun.

Proses Legislatif dan Potensi Kendala ke Depan

Meski didukung secara bipartisan, perjalanan RUU 'Crypto Scam Reduction Act' untuk menjadi undang-undang masih panjang dan tidak dijamin mulus. Langkah selanjutnya adalah pembahasan di komite Senat yang membidangi perbankan dan keuangan. Di sana, detail anggaran untuk membentuk dan menjalankan satuan tugas, serta yurisdiksi spesifiknya, akan diperdebatkan secara ketat.

Pertanyaan krusial lainnya adalah mengenai sumber daya. Membangun tim dengan keahlian teknis tinggi membutuhkan anggaran rekrutmen dan pelatihan yang signifikan, di tengah anggaran federal yang selalu kompetitif. Selain itu, perlu ada kejelasan bagaimana satuan tugas ini akan berinteraksi dengan regulator negara bagian yang juga aktif menangani penipuan kripto, seperti Departemen Keuangan New York.

Implikasi Jangka Panjang bagi Ekosistem Kripto Global

Langkah legislatif di AS ini berpotensi menjadi preseden bagi negara-negara lain yang juga bergulat dengan masalah serupa. Regulator di Eropa dan Asia telah meningkatkan pengawasan mereka, namun pembentukan satuan tugas khusus di tingkat federal seperti yang diusulkan di AS merupakan langkah yang lebih agresif.

Bagi ekosistem global, penegakan hukum yang lebih kuat dari otoritas AS dapat menciptakan efek jera dan mendorong pelaku proyek untuk meningkatkan standar kepatuhan dan transparansi. Di sisi lain, ini juga bisa memicu perdebatan tentang sentralisasi pengawasan dan potensi 'brain drain' para ahli forensik blockchain dari sektor swasta ke pemerintah. Hasil akhirnya akan sangat bergantung pada bagaimana satuan tugas ini dioperasionalkan, keseimbangan antara penindakan dan inovasi, serta kolaborasinya dengan komunitas teknologi itu sendiri.


#Kripto #PenipuanKripto #Regulasi #AS #Blockchain #Investasi

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!
To Top