
Bitcoin Keluar dari Bursa dalam Jumlah Rekor, Siap-siap Supply Squeeze dan God Candle?
📷 Image source: cryptoslate.com
Exodus Bitcoin dari Bursa Mencatat Level Historis
Aliran keluar terbesar sejak 2018 mengisyaratkan perubahan perilaku investor
Data terbaru dari cryptoslate.com menunjukkan Bitcoin mengalami aliran keluar dari bursa dalam volume yang belum pernah terjadi sejak 2018. Menurut laporan yang diterbitkan pada 7 Oktober 2025, lebih dari 30.000 BTC telah meninggalkan platform perdagangan dalam seminggu terakhir. Angka ini mencerminkan pola yang konsisten selama tiga bulan terakhir di mana investor secara masif memindahkan aset digital mereka ke penyimpanan pribadi.
Apa yang mendorong fenomena ini? Beberapa analis menunjuk pada meningkatnya kesadaran keamanan di kalangan pemegang Bitcoin, sementara yang lain melihat ini sebagai persiapan untuk periode bullish jangka panjang. Perilaku ini mengingatkan pada pola serupa yang terjadi sebelum rally harga signifikan di masa lalu.
Konsep Supply Squeeze dan Dampaknya terhadap Pasar
Mekanisme ekonomi yang bisa picu lonjakan harga ekstrem
Supply squeeze terjadi ketika ketersediaan aset di pasar terbuka menurun drastis sementara permintaan tetap stabil atau bahkan meningkat. Dalam konteks Bitcoin, dengan jumlah koin yang terbatas secara absolut—hanya 21 juta yang akan pernah ada—penarikan besar-besaran dari bursa menciptakan kondisi ideal untuk fenomena ini.
Menurut analisis cryptoslate.com, saat Bitcoin terus keluar dari bursa, likuiditas di pasar spot semakin menipis. Ini berarti pembeli besar yang ingin mengakumulasi dalam volume signifikan harus bersaing lebih ketat untuk mendapatkan koin yang tersedia, berpotensi mendorong harga naik secara eksponensial. Situasi ini diperparah oleh fakta bahwa sebagian besar Bitcoin sudah tidak aktif bergerak selama lebih dari setahun.
God Candle: Fenomena Pasar yang Ditakuti dan Ditunggu
Lonjakan harga vertikal yang bisa mengubah landscape perdagangan
Istilah 'god candle' dalam perdagangan kripto merujuk pada lilin harga yang sangat besar yang muncul dalam waktu singkat, seringkali menandai perubahan tren utama. Menurut laporan cryptoslate.com, kondisi supply squeeze yang sedang terbentuk berpotensi memicu fenomena semacam ini.
Dalam sejarah Bitcoin, god candle biasanya terjadi ketika ada ketidakseimbangan permintaan dan penawaran yang ekstrem. Dengan persediaan di bursa yang menyusut cepat dan permintaan institusional yang terus menguat, banyak trader mengantisipasi pergerakan harga yang eksplosif. Namun, penting diingat bahwa volatilitas semacam ini membawa risiko tinggi di samping potensi reward.
Peran Investor Institusional dalam Persamaan Pasar
Akumulasi diam-diam oleh pemain besar memperparah ketimpangan supply
Laporan dari cryptoslate.com mengungkapkan bahwa investor institusional terus mengakumulasi Bitcoin melalui berbagai channel, termasuk fund terdaftar dan pembelian OTC. Aktivitas ini seringkali tidak terlihat di chart volume bursa tradisional tetapi secara signifikan mengurangi supply yang tersedia untuk retail investor.
Data menunjukkan bahwa grafik aliran keluar Bitcoin dari bursa berkorelasi kuat dengan peningkatan aktivitas dompet institusional. Dengan dana triliunan rupiah yang mengalir ke aset kripto melalui produk seperti ETF, tekanan beli terhadap supply yang terbatas semakin intens. Pertanyaannya, sampai kapa supply di bursa bisa memenuhi permintaan yang terus membesar?
Analisis Teknis: Indikator yang Perlu Diperhatikan
Metric on-chain memberikan gambaran lengkap beyond price action
Beberapa indikator on-chain kunci mendukung narasi supply squeeze yang sedang berkembang. Reserve Risk metric, yang mengukur rasio antara harga dan keyakinan jangka panjang holder, saat ini berada di level yang secara historis menguntungkan bagi buyer.
Selain itu, Network Value to Transactions (NVT) ratio menunjukkan valuasi yang sehat relative terhadap volume transaksi jaringan. Yang paling menarik, jumlah address aktif mencapai level tertinggi sepanjang masa, mengindikasikan adopsi yang terus meluas bersamaan dengan menyusutnya supply di bursa. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan lingkungan yang matang untuk pergerakan harga signifikan.
Perbandingan dengan Siklus Bull Market Sebelumnya
Pelajaran dari sejarah pergerakan supply dan harga Bitcoin
Pola aliran keluar Bitcoin dari bursa yang kita saksikan saat ini memiliki kemiripan mencolok dengan periode sebelum bull run 2017 dan 2021. Menurut data historis dari cryptoslate.com, dalam kedua siklus tersebut, penarikan besar-besaran dari exchange mendahului kenaikan harga parabolic.
Namun, ada perbedaan penting: skala institusional yang terlibat kali ini jauh lebih besar, dan regulasi yang semakin jelas memberikan landasan lebih kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Supply squeeze yang terjadi sekarang juga lebih terstruktur dan didorong oleh faktor fundamental yang lebih kompleks dibandingkan euphoria retail murni di masa lalu.
Implikasi untuk Trader dan Investor Jangka Panjang
Strategi berbeda untuk menghadapi lingkungan pasar yang berubah
Bagi trader harian, berkurangnya supply di bursa berarti meningkatnya volatilitas dan spread yang mungkin lebih lebar. Ini membutuhkan penyesuaian strategi risk management, karena pergerakan harga yang cepat bisa menghapus margin dalam sekejap.
Untuk investor jangka panjang, tren ini mengkonfirmasi pentingnya self-custody dan holding strategy. Dengan Bitcoin yang semakin sulit diperoleh di bursa tradisional, nilai kepemilikan langsung melalui wallet pribadi menjadi semakin jelas. Apakah ini akhir dari era trading频繁 Bitcoin dan awal dominasi hold strategy?
Masa Depan Pasar Bitcoin Pasca-Supply Squeeze
Skenario potensial dan transformasi landscape kripto
Jika tren saat ini berlanjut, kita mungkin menyaksikan fundamental shift dalam cara Bitcoin diperdagangkan. Bursa konvensional bisa kehilangan peran sentralnya sebagai penyedia likuiditas, digantikan oleh pasar OTC dan decentralized exchange.
Menurut analisis cryptoslate.com, supply squeeze juga bisa mempercepat adopsi Lightning Network dan solusi layer-2 lainnya sebagai alternatif untuk transaksi sehari-hari. Dengan Bitcoin base layer menjadi semakin mahal dan langka, inovasi teknologi menjadi kebutuhan rather than luxury. Transformasi ini mungkin justru membawa Bitcoin lebih dekat ke visi awalnya sebagai penyimpan nilai digital global.
Faktor Eksternal yang Memperkuat Narasi Supply Crunch
Dinamika makroekonomi dan regulasi turut mempengaruhi persamaan
Lingkungan suku bunga global, tekanan inflasi, dan ketegangan geopolitik turut berkontribusi pada narasi Bitcoin sebagai safe haven asset. Menurut cryptoslate.com, banyak investor melihat Bitcoin sebagai perlindungan terhadap kebijakan moneter yang longgar dan devaluasi mata fiat.
Di sisi regulasi, kerangka hukum yang semakin jelas di berbagai yurisdiksi memberikan kepastian bagi investor institusional untuk masuk lebih dalam. Kombinasi antara adoption drivers eksternal ini dan dinamika supply-demand internal menciptakan perfect storm untuk pergerakan pasar yang bersejarah. Pertanyaannya bukan lagi apakah supply squeeze akan terjadi, tapi kapan dan seberapa ekstrem dampaknya.
#Bitcoin #Cryptocurrency #SupplySqueeze #Investasi #Blockchain