BEIRUT/YERUSALEM, 21 Sept (Reuters) - Petugas penyelamat di Beirut pada hari Sabtu masih mencari korban yang hilang setelah serangan udara Israel sehari sebelumnya menewaskan setidaknya 37 orang di sebuah daerah pinggiran ibu kota, menurut pihak berwenang. Serangan ini menargetkan komandan Hizbullah, kelompok bersenjata yang didukung Iran.
Hizbullah mengkonfirmasi bahwa 16 anggotanya tewas, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan lainnya, Ahmed Wahbi. Ini menjadi serangan paling mematikan dalam hampir setahun konflik dengan Israel. Israel mengklaim serangan tersebut menghantam pertemuan bawah tanah para pemimpin pasukan elit Hizbullah, Radwan, dan hampir menghancurkan rantai komando militer kelompok itu.
Serangan udara tersebut menghancurkan sebuah gedung bertingkat dan merusak fasilitas penitipan anak di sekitarnya, menewaskan tiga anak dan tujuh wanita, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Pada hari Sabtu, serangan lintas perbatasan terus berlanjut, dengan Israel melancarkan pengeboman terbesar di Lebanon selatan dalam 11 bulan terakhir, sementara Hizbullah menembakkan roket ke target militer Israel.
Militer Israel menyatakan telah menyerang sekitar 180 target, menghancurkan ribuan peluncur roket. Jumlah korban akibat rangkaian serangan ini mencapai 39 orang, dengan lebih dari 3.000 orang terluka. Israel juga dituduh melakukan serangan terhadap perangkat komunikasi Hizbullah, meski belum dikonfirmasi.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, membatalkan kunjungannya ke Sidang Umum PBB. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan kekhawatirannya terhadap eskalasi, tetapi menyebut kematian pemimpin Hizbullah sebagai "keadilan" bagi kelompok yang dianggap AS sebagai teroris.
Hizbullah menegaskan akan terus berperang melawan Israel hingga mereka menyepakati gencatan senjata terkait perang di Gaza, yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober. Namun, pejabat AS menyebutkan hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Israel menaikkan siaga untuk wilayah utaranya, termasuk hingga Haifa, mengantisipasi serangan balasan Hizbullah. Di Lebanon selatan, warga melaporkan ledakan besar dari serangan Israel. Setidaknya 23 orang masih hilang di lokasi serangan di Beirut, kata pejabat Hizbullah.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan bahwa serangkaian serangan akan terus dilakukan hingga tujuan keamanan Israel tercapai. Puluhan ribu orang telah mengungsi di kedua sisi perbatasan sejak Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel pada Oktober, sebagai dukungan terhadap Palestina di Gaza.
Meski Hizbullah mengancam akan melakukan balasan keras, pejabat Israel berharap eskalasi ini bisa memotivasi kelompok tersebut untuk menerima solusi diplomatik. Upaya mediasi perbatasan antara Israel dan Lebanon yang dipimpin AS sejauh ini belum berhasil menyelesaikan krisis.
Hezbollah kemudian menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Ramat David Israel pada Minggu pagi, yang dibalas oleh Israel dengan serangan udara tambahan. AS mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, sementara wilayah udara Israel utara ditutup untuk penerbangan pribadi.
Sejak awal Oktober, lebih dari 740 orang tewas di Lebanon dalam pertempuran terburuk antara Israel dan Hizbullah sejak perang tahun 2006. PBB mendesak agar siklus kekerasan ini segera dihentikan, mengingat dampaknya yang sangat menghancurkan bagi warga sipil.
0 Komentar