IDI Kerahkan 40 Tenaga Medis untuk Tangani Korban Gempa di Jawa Barat

IDI Kerahkan 40 Tenaga Medis untuk Tangani Korban Gempa di Jawa Barat

20 September 2024, 13:49

Dokumentasi - Kepala BNPB Suharyanto (kanan), Penjabat Gubernur Jawa Barat Bry Machmudin (tengah), dan Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin (kiri)/DOK ANTARA

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah mengirimkan sekitar 40 tenaga medis untuk membantu korban gempa berkekuatan M4,9 yang mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ketua IDI Wilayah Jawa Barat, Dr. M. Luthfi, menyatakan bahwa tenaga medis yang dikerahkan terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dan perawat.

“Hingga saat ini, dokter-dokter dari IDI Kabupaten Bandung dan IDI Jawa Barat, bersama tenaga paramedis dan perawat, masih melakukan pemeriksaan kesehatan keliling di daerah terdampak,” jelasnya dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat, 20 September.

Dampak gempa tersebut dirasakan di sejumlah wilayah di Bandung, seperti Majalaya, Banjaran, Lembang, Parompong, Bandung Barat, Baleendah, Garut, dan Cileunyi, yang mengakibatkan banyak bangunan rusak, bahkan beberapa ambruk.

Luthfi juga menambahkan bahwa ada satu fasilitas layanan kesehatan yang terdampak, yaitu Puskesmas Paperari.

Mengutip data dari BMKG, Luthfi mengatakan bahwa hingga Kamis (19/9) masih terjadi gempa susulan dengan kekuatan terbesar mencapai M3,1, namun tidak berpotensi tsunami.

Dalam pernyataan yang sama, Ketua IDI Cabang Kabupaten Bandung, Dr. A. Aziz Asopari, mengungkapkan bahwa saat ini RS Bedas Kertas sedang merawat 26 korban, terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempuan. Dari jumlah tersebut, 24 korban mengalami luka ringan dan dirawat secara rawat jalan, sementara dua korban lainnya mengalami luka serius dan dirujuk ke RS Majalaya.

Aziz juga melaporkan bahwa, berdasarkan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat ada sekitar 15 orang yang mengalami luka berat di wilayah terdampak gempa, dengan tujuh di antaranya membutuhkan perawatan intensif di RSUD. Sebanyak 53 orang lainnya mengalami luka ringan, dan seorang balita meninggal akibat cedera berat di kepala.

Selain itu, Aziz menyebutkan bahwa jumlah pengungsi saat ini mencapai sekitar 5.400 orang, yang terdiri dari anak-anak, dewasa, dan lansia.

Ia juga menambahkan, para dokter melaporkan bahwa logistik berupa makanan dan obat-obatan sangat diperlukan, mengingat banyak obat-obatan di instalasi farmasi Puskesmas tidak bisa diambil karena dikhawatirkan bangunan akan runtuh.



Posting Komentar

0 Komentar