Persaingan Ripple vs SWIFT Memanas: Eksekutif Ripple Berikan Pukulan Telak untuk XRP

Kuro News
0

Persaingan Ripple vs SWIFT memanas dalam sistem pembayaran global. Ripple tawarkan transfer internasional lebih cepat & murah dengan blockchain,

Thumbnail

Persaingan Ripple vs SWIFT Memanas: Eksekutif Ripple Berikan Pukulan Telak untuk XRP

illustration

📷 Image source: bitcoinist.com

Pertarungan Sistem Keuangan Global yang Memanas

Ripple dan SWIFT Beradu Teknologi dalam Revolusi Pembayaran Internasional

Persaingan antara Ripple dan SWIFT semakin memanas dalam beberapa bulan terakhir. Menurut bitcoinist.com, pertarungan dua raksasa sistem keuangan global ini memasuki babak baru yang menentukan masa depan transaksi lintas batas.

Eksekutif Ripple baru saja mendaratkan pukulan signifikan terhadap XRP dalam perkembangan terbaru. Laporan menyatakan bahwa langkah strategis ini dapat mengubah peta persaingan dalam industri pembayaran internasional yang bernilai triliunan dolar.

Teknologi Blockchain Ripple vs Infrastruktur Tradisional SWIFT

Bagaimana Dua Sistem Ini Benar-Benar Bekerja

Ripple menggunakan teknologi blockchain untuk memfasilitasi transfer dana internasional. Sistem ini memanfaatkan cryptocurrency XRP sebagai aset jembatan yang memungkinkan penyelesaian transaksi dalam hitungan detik dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan metode tradisional.

SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) merupakan jaringan pesan keuangan yang telah beroperasi sejak 1973. Sistem ini berfungsi sebagai perantara pesan antara bank-bank, dimana setiap transaksi memerlukan rekening nostro/vostro dan memakan waktu 2-5 hari kerja untuk diselesaikan.

Perbedaan fundamental terletak pada pendekatan teknologi. Ripple menawarkan settlement langsung, sementara SWIFT bergantung pada jaringan koresponden bank yang kompleks dan berlapis.

Dampak bagi Industri Perbankan Indonesia

Peluang dan Tantangan bagi Lembaga Keuangan Lokal

Bank-bank Indonesia menghadapi pilihan strategis antara mempertahankan sistem SWIFT yang sudah mapan atau beralih ke teknologi Ripple yang lebih modern. Menurut bitcoinist.com, keputusan eksekutif Ripple ini dapat mempengaruhi adopsi teknologi blockchain di sektor perbankan nasional.

Beberapa bank besar Indonesia telah mulai bereksperimen dengan teknologi blockchain untuk transfer internasional. Transaksi remitansi yang mencapai miliaran dolar setiap tahun menjadi pasar potensial bagi kedua sistem ini. Biaya transfer yang lebih murah dan waktu penyelesaian yang cepat menjadi pertimbangan utama bagi bank-bank yang melayani diaspora Indonesia di luar negeri.

Bank Indonesia sebagai regulator perlu mempertimbangkan implikasi regulasi dari kedua teknologi ini. Aspek keamanan, compliance anti money laundering, dan stabilitas sistem menjadi faktor kritis dalam evaluasi teknologi pembayaran lintas batas.

Analisis Pasar dan Basis Pengguna Global

Ukuran Pasar dan Tren Adopsi Teknologi

Pasar pembayaran lintas batas global diperkirakan bernilai lebih dari $150 triliun per tahun. SWIFT saat ini mendominasi dengan lebih dari 11.000 institusi keuangan anggota di lebih dari 200 negara. Volume harian SWIFT mencapai puluhan juta pesan keuangan.

Ripple, meskipun lebih muda, telah mencatat pertumbuhan signifikan dengan lebih dari 300 institusi keuangan mitra di seluruh dunia. Network RippleNet telah memproses miliaran dolar dalam transaksi, dengan pertumbuhan volume yang konsisten setiap kuartal.

Perbedaan biaya menjadi faktor penentu. Transfer melalui SWIFT biasanya dikenakan biaya $25-50 per transaksi, sedangkan Ripple menawarkan biaya kurang dari $1 dengan waktu penyelesaian 3-5 detik. Efisiensi biaya ini yang membuat banyak institusi keuangan mulai mempertimbangkan migrasi.

Perkembangan Historis dan Milestone Penting

Perjalanan Panjang Dua Raksasa Fintech

SWIFT didirikan pada 1973 dengan 239 bank dari 15 negara. Selama lebih dari empat dekade, SWIFT menjadi tulang punggung sistem keuangan global tanpa pesaing signifikan. Perkembangan teknologi internet di tahun 1990-an memperluas jangkauan dan kapasitas sistem SWIFT.

Ripple didirikan pada 2012 sebagai OpenCoin, kemudian berganti nama menjadi Ripple Labs. Teknologi Ripple Protocol consensus algorithm (RPCA) dikembangkan sebagai alternatif proof-of-work yang lebih efisien. XRP sebagai cryptocurrency native diluncurkan dengan supply tetap 100 miliar token.

Milestone penting termasuk partnership Ripple dengan MoneyGram di 2019 dan adopsi oleh bank-bank besar seperti Santander dan Standard Chartered. SWIFT merespons dengan mengembangkan SWIFT gpi (global payments innovation) yang mengurangi waktu settlement menjadi 24 jam.

Pertimbangan Etis dan Dampak Sosial

Transparansi, Privasi, dan Inklusi Keuangan

Teknologi blockchain Ripple menawarkan transparansi yang lebih besar melalui ledger terdistribusi. Setiap transaksi tercatat secara permanen dan dapat diverifikasi, mengurangi risiko fraud dan meningkatkan audit trail. Namun, ini menimbulkan pertanyaan tentang privasi data keuangan sensitif.

SWIFT memiliki model privasi yang lebih tradisional dimana informasi transaksi hanya diakses oleh pihak-pihak yang terlibat langsung. Sistem ini telah teruji selama puluhan tahun tetapi kurang transparan dibandingkan blockchain.

Dampak sosial yang potensial termasuk pengurangan biaya transfer untuk migrant workers. Ripple dapat mengurangi biaya remitansi hingga 80%, yang berarti lebih banyak uang sampai ke keluarga di negara berkembang seperti Indonesia. Namun, adopsi teknologi baru memerlukan edukasi dan infrastruktur yang memadai.

Analisis Komparatif Teknologi Serupa

Bagaimana Ripple dan SWIFT Berbeda dari Solusi Lain

Selain Ripple dan SWIFT, terdapat beberapa teknologi pembayaran lintas batas lainnya. Stellar Lumens menawarkan teknologi serupa Ripple dengan fokus pada inklusi keuangan. IBM Blockchain World Wire juga menggunakan stablecoin untuk settlement cross-border.

Perbedaan utama Ripple dengan kompetitor blockchain lain terletak pada fokus institusional. Ripple secara khusus dirancang untuk integrasi dengan sistem perbankan existing, sementara banyak blockchain lain lebih berorientasi retail.

SWIFT berbeda karena bukan merupakan settlement system tetapi messaging system. SWIFT gpi merupakan improvement terbaru yang menambahkan tracking dan faster settlement, tetapi tetap bergantung pada infrastructure bank koresponden.

Implikasi untuk Masa Depan Fintech Indonesia

Peluang Transformasi Digital Perbankan Nasional

Perkembangan terbaru dalam persaingan Ripple vs SWIFT membuka peluang besar bagi fintech Indonesia. Bank-bank nasional dapat memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan efisiensi operasional dan competitive advantage.

Integrasi dengan sistem Ripple dapat memberikan akses ke jaringan global yang lebih luas dengan biaya lebih rendah. Namun, migrasi dari SWIFT memerlukan investasi infrastruktur dan perubahan proses bisnis yang signifikan.

Regulator perlu mengembangkan framework yang mendukung inovasi while maintaining financial stability. Kolaborasi antara bank tradisional dan fintech startup dapat mempercepat transformasi digital sektor keuangan Indonesia.

Pilihan antara Ripple dan SWIFT bukanlah binary decision. Banyak bank memilih hybrid approach, menggunakan kedua sistem untuk different use cases berdasarkan kebutuhan spesifik dan pertimbangan biaya.

Tantangan Regulasi dan Compliance

Navigasi Kompleksitas Hukum Lintas Yurisdiksi

Baik Ripple maupun SWIFT menghadapi tantangan regulasi yang kompleks. SWIFT telah established compliance framework yang sesuai dengan berbagai yurisdiksi global, termasuk FATF recommendations dan anti-money laundering regulations.

Ripple sebagai teknologi baru masih dalam proses penyesuaian dengan regulatory requirements di berbagai negara. Status legal XRP sebagai cryptocurrency menjadi isu contentious di beberapa yurisdiksi, termasuk investigasi oleh SEC di Amerika Serikat.

Untuk Indonesia, Bank Indonesia dan OJK perlu mengevaluasi kedua teknologi dari segi compliance dengan regulasi perbankan nasional. Aspek cross-border data flow, cybersecurity, dan consumer protection menjadi pertimbangan kritikal dalam evaluasi teknologi pembayaran internasional.

Proyeksi Masa Depan dan Tren Industri

Arah Perkembangan Teknologi Pembayaran Global

Menurut bitcoinist.com, pertarungan antara Ripple dan SWIFT akan terus intensif dalam beberapa tahun mendatang. Tren industri menunjukkan pergeseran gradual dari sistem tradisional ke teknologi blockchain-based solutions.

Prediksi para analis menunjukkan bahwa masa depan mungkin bukan tentang pemenang mutlak, tetapi koeksistensi dan interoperabilitas. Banyak bank diperkirakan akan mengadopsi multi-system approach, menggunakan teknologi yang paling sesuai untuk specific corridors dan transaction types.

Perkembangan Central Bank Digital Currencies (CBDCs) juga akan mempengaruhi landscape. Digital Rupiah yang sedang dikembangkan Bank Indonesia dapat terintegrasi dengan kedua sistem, menciptakan ecosystem yang lebih efisien untuk pembayaran internasional.

Transformasi digital yang dipercepat pasca pandemi menjadi katalis untuk adopsi teknologi pembayaran yang lebih modern dan efisien, memberikan momentum bagi inovasi-inovasi seperti yang ditawarkan Ripple.


#Ripple #SWIFT #Blockchain #Fintech #XRP #Perbankan

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!
To Top