UGM Tegaskan Ijazah dan Skripsi Jokowi Asli, Tanggapi Tuduhan Font Times New Roman

UGM Tegaskan Ijazah dan Skripsi Jokowi Asli, Tanggapi Tuduhan Font Times New Roman

Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi membantah tuduhan yang meragukan keaslian ijazah dan skripsi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Tuduhan tersebut dilontarkan oleh seorang mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, yang menyangsikan keaslian dokumen tersebut dengan alasan penggunaan font Times New Roman yang dianggap belum ada pada era 1980-an hingga 1990-an.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menegaskan bahwa ijazah dan skripsi Jokowi adalah asli. Ia menjelaskan bahwa Jokowi memang pernah kuliah di UGM, aktif dalam kegiatan mahasiswa, dan tercatat menempuh banyak mata kuliah serta menyelesaikan skripsi. Sigit juga menyayangkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh Rismon, yang merupakan alumnus UGM sendiri.

Menanggapi tuduhan penggunaan font Times New Roman, Sigit menjelaskan bahwa pada masa itu, font tersebut sudah umum digunakan, terutama untuk mencetak sampul skripsi dan lembar pengesahan di percetakan sekitar kampus. Ia menambahkan bahwa isi skripsi Jokowi yang terdiri dari 91 halaman masih menggunakan mesin ketik, sementara sampul dan lembar pengesahan dicetak di percetakan.

Soal nomor seri ijazah Jokowi yang disebut tidak menggunakan klaster, Sigit menjelaskan bahwa penomoran ijazah di Fakultas Kehutanan pada masa itu didasarkan pada urutan nomor induk mahasiswa dan ditambahkan singkatan nama fakultas (FKT). Hal ini berlaku untuk semua ijazah lulusan Fakultas Kehutanan.

Ketua Senat Fakultas Kehutanan UGM, San Afri Awang, juga membenarkan bahwa penggunaan font Times New Roman sudah umum pada masa itu. Ia menceritakan pengalamannya sendiri dalam mencetak sampul skripsi di percetakan Prima dan Sanur yang sudah terkenal di sekitar kampus UGM.

Frono Jiwo, teman seangkatan Jokowi, turut membenarkan bahwa ijazah dan skripsi Jokowi adalah asli. Ia menceritakan bahwa Jokowi adalah mahasiswa yang pendiam namun memiliki selera humor tinggi. Frono juga mengungkapkan bahwa dirinya dan Jokowi pernah bekerja di perusahaan yang sama di Aceh sebelum Jokowi memutuskan untuk resign karena alasan keluarga.

Guru Besar Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, menilai tuduhan Rismon sangat lemah. Ia menjelaskan bahwa untuk membuktikan pemalsuan, diperlukan bukti yang kuat, sementara dokumen-dokumen pendukung di Fakultas Kehutanan UGM menunjukkan bahwa Jokowi memang pernah kuliah, ujian, dan wisuda di UGM.

Marcus juga menyesalkan tuduhan bahwa UGM melindungi Jokowi terkait kepemilikan ijazah dan skripsi palsu. Ia menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan sangat gegabah.


✍️ Diposting oleh KuroNews

Posting Komentar

0 Komentar